BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Belajar merupakan
kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi
bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa,
negara, dan agama.
Dalam proses belajar mengajar seorang
guru dituntut untuk dapat membuat sebuah materi yang dapat dipahami dengan cepat dan tepat
oleh muridnya. Hal ini membuat para pendidik menggunakan berbagai macam cara
yang ada agar peserta didik atau siswanya dapat memahami materi yang diajarkan
dengan cepat dan tepat. Cara yang dilakukan oleh pendidik atau guru itu antara
lain dengan menggunakan alat peraga,
selain itu metode dalam mengajarkan materi sangat penting demi tercapainya
pemahaman seorang murid terhadap materi yang dipelajari. Oleh sebab itu penulis
akan membahas beberapa metode mengajar
yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar. Tetapi sebelumnya
kita akan membahas sedikit mengenai apa itu metode mengajar.
Metode mengajar adalah
cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk setiap
pelajaran atau bidang studi.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
a.
Mengetahui lebih
dalam mengetahui metode pemberian tugas, metode proyek, dan metode pembelajaran
beregu.
b.
Mampu
mengaplikasikan metode pemberian tugas, metode proyek, dan metode pembelajaran
beregu kepada siswa mengingat bahwa kita adalah calon pendidik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Pemberian Tugas
Perkataan “pemberian tugas” tidak
asing lagi bagi kita. Minimum arti dari pemberian tugas itu ialah menyuruh
menyelesaikan soal-soal di rumah. Dalam pelajaran matematika tugas PR
(Pekerjaan Rumah ) itu sering kali.
Apakah
sebenarnya “ pemberian tugas “ itu?
Bukankah menyuruh belajar kemudian ditanya, menyuruh diskusi
dan melaporkan hasilnya, menyuruh membaca didalam hati lalu ditanya,
mengintisarikan suatu pembicaraan dam dan menyuruh menceritakannya dan
semacamnya itu juga pemberian tugas?
Memang begitu. Sebenarnya arti pemberian
tugas itu luas sekali artinya. Mulai dari yang paling sederhana sekali misalnya
menyuruh berfikir dikelas sampai kepada yang paling kompleks misalnya
mengerjakan tugas dengan metode proyek. Apakah metode tugas itu resitasi (tugas
menghafal, menyimak sesuatu yang akan ditanya kemudian), apakah metode tugas
itu membuat makalah ( tugas tulisan), apakah metode tugas itu diskusi yang
hasilnya akan ditanyakan, itu semuanya sama yaitu suatu cara yang menggunakan
metode tugas.
Jadi khasnya metode tugas ialah adanya
tugas dan adanya
pertanggungjawaban dari yang diberi tugas. Apakah tugas itu berupa
perintah(guru otoriter), hasil kompromi atau keinginan siswa dan apakah hasil
kerjanya lisan atau tulisan sama saja namanya adalah metode pemberian tugas.
Dalam pemberian tugas rumah ( soal PR)
dikandung maksud agar selain untuk penguatan juga untuk menimbulkan sikap
positif terhadap matematika. Karena itu dianjurkan untuk tidak memberikan tugas
terlalu berat ( sukar) dan sering sehingga menyebabkan sikap siswa menjadi
negatif karena tidak ada waktu untuk bermain,tidur terpaksa terlambat, bangun
ahrus pagi-pagi sekali, mencari orang lain yang dapat menolong dan lain-lain.
ingat bahwa yang memberikan tugas itu bukan kita saja. Bila tugas (soal) itu terlalu
banyak, sama jeleknya. Soal-soal mudah yang banyak akan menjemukan, soal-soal
sukar yang banyak akan menjadikan siswa frustasi.
Selain daripada soal-soal biasa yang
dijadikan tugas (PR) siswa, dalam matematika guru dapat memilih topik-topik
menarik yang dapat mereka pelajari(baca) atau ciptakan. Misalnya : mesir dengan
dalil phytagorasnya, menciptakan sistem numerisasi baru membuat percobaan serta
alat-alatnya untuk memeriksa apakah anak sudah memahami konsep kekekalan
(piaget), membuat statistik tentang rata-rata banyaknya anak setiap keluarganya
dan lain-lain. tugas ini dapat tugas kelompok atau individual.
Dapat
disimpulkan bahwa
metode pemberian tugas adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dengan cara
guru memberikan tugas tertentu agar diselesaikan siswa sebagai salah satu
bentuk kegiatan belajarnya, baik secara individu atau kelompok dan adanya
laporan sebagai hasil dari tugas tersebut tanpa terikat dengan tempat.
2.1.1 Kelebihan Metode Pemberian Tugas
a.
Memberi
kesempatan siswa untuk belajar lebih banyak.
Dengan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru,
secara otomatis siwa akan belajar lebih banyak hal karena siswa tersebut akan
melalui tahapan kegagalan menuju keberhasilan. Selain belajar siswa sekaligus
mendapat pengalaman langsung.
b.
Memupuk rasa
tanggung jawab.
Tidak mudah melatih tanggung jawab pada anak. Dengan
metode pemberian tugas ini secara tidak langsung pelatihan tentang tanggung
jawab akan terlampaui sekaligus.
c.
Memperkuat
motivasi belajar.
Memang ada banyak motivasi belajar yang dialami oleh
anak berdasarkan karakter masing-masing. Anak dengan tipe belajar mandiri akan
semakin termotivasi dengan metode pemberian tugas ini. Anak-anak akan senang
dan dapat mengerjakan tugas dengan baik karena tidak ada tekanan dalam proses
belajarnya.
d. Menjalin hubungan kerja sama antar sekolah dengan
orang tua siswa.
Pemberian tugas sebaiknya sudah dikoordinasikan dengan
orang tua siswa agar kerjasama untuk saling membantu/memonitor aktivitas anak
bisa berjalan seimbang antara aktivitas anak di sekolah dan aktivitas anak di
rumah. Dengan demikian kerja sama antara sekolah dan orang tua semakin baik
demi kemajuan anak.
e. Mengembangkan keberanian untuk berinisiatif.
Pemberian tugas yang dikerjakan siswa yang tidak
terbatas pada ruang dan waktu akan dapat memacu ide/inisiatif siswa secara
bebas. Siswa tidak lagi merasa takut ataupun sungkan dengan apa yang dilakukan
karena tidak berinteraksi langsung dengan orang lain terutama gurunya.
2.1.2 Kekurangan
Metode Pemberian Tugas
a.
Memerlukan pengawasan
yang ketat baik oleh guru maupun orang tua.
Untuk anak-anak
tingkat SD belum memiliki kedewasaan untuk dapat bertanggung jawab terhadap
tugasnya sendiri. Oleh sebab itu, perlu adanya kerjasama antara guru dan orang
tua siswa dalam pengawasan pelaksanaan tugas.
b.
Sukar menetapkan
apakah tugas dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan orang lain.
Kalau tidak ada
kerjasama antara guru dan orang tua siswa serta adanya ambisi orang tua
tertentu, maka kemurnian hasil kerja siswa tidak dapat dijadikan pedoman
seratus persen bahwa itu hasil kerja siswa.
c.
Banyak
kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-teman.
Apakah tidak ada
kemungkinan antara siswa yang satu dengan yang lain saling kerjasama bahwa
siswa tertentu mencontoh pekerjaan siswa lain? Lagi-lagi monitoring dari guru
harus banyak menyediakan waktu untuk memeriksa seluruh aktivitas siswa di
rumah.
d.
Agak sulit
diselesaikan bagi siswa yang tinggal bersama keluarga yang kurang teratur.
e.
Dapat
menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas.
2.1.3
Langkah-langkah Metode Pemberian Tugas
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/semester : VII/1
Mata Pelajaran : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Jumlah Pertemuan : 1 kali pertemuan
I. Standar Kompetensi :
I. Standar Kompetensi :
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan
dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
II. Kompetensi Dasar :
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
III. Indikator :
1. Memberikan contoh bilangan bulat
2. Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
3. Melakukan operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat termasuk operasi campuran
1. Memberikan contoh bilangan bulat
2. Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
3. Melakukan operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat termasuk operasi campuran
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memberikan contoh bilangan bulat
2. Siswa dapat menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
3. Siswa dapat melakukan operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat termasuk operasi campuran
1. Siswa dapat memberikan contoh bilangan bulat
2. Siswa dapat menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
3. Siswa dapat melakukan operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat termasuk operasi campuran
V. Materi Ajar
1. Jenis-jenis bilangan bulat
2. Garis bilangan
3. Operasi pada bilangan bulat
1. Jenis-jenis bilangan bulat
2. Garis bilangan
3. Operasi pada bilangan bulat
VI. Metode Pembelajaran
Metode Pemberian Tugas
Metode Pemberian Tugas
VII.Langkah-Langkah
Kegiatan
PENDAHULUAN
1. Apersepsi
Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari siswa dengan pengetahuan awal siswa/materi prasyarat.
2. Motivasi
Guru menyampaikan manfaat bilangan bulat seperti mencatat perubahan suhu udara,mencatat penurunan berat badan, dll.
KEGIATAN INTI
1. Guru menyajikan pengetahuan prosedural tentang prosedur menggambar bilangan bulat pada garis bilangan
2. Guru mengecek pemahaman siswa
3. Guru menjelaskan himpunan bilangan bulat dan lambangnya dilanjutkan dengan penjelasan tentang lawan dari suatu bilangan bulat.
4. Guru menjelaskan prosedur membandingkan dua bilangan bulat yang diketahui dengan menggambar garis bilangan.
5. Guru membahas soal latihan bersama siswa
PENDAHULUAN
1. Apersepsi
Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari siswa dengan pengetahuan awal siswa/materi prasyarat.
2. Motivasi
Guru menyampaikan manfaat bilangan bulat seperti mencatat perubahan suhu udara,mencatat penurunan berat badan, dll.
KEGIATAN INTI
1. Guru menyajikan pengetahuan prosedural tentang prosedur menggambar bilangan bulat pada garis bilangan
2. Guru mengecek pemahaman siswa
3. Guru menjelaskan himpunan bilangan bulat dan lambangnya dilanjutkan dengan penjelasan tentang lawan dari suatu bilangan bulat.
4. Guru menjelaskan prosedur membandingkan dua bilangan bulat yang diketahui dengan menggambar garis bilangan.
5. Guru membahas soal latihan bersama siswa
6.
Guru mengecek
pemahaman siswa
7. Guru bersama-sama
siswa merangkum materi yang telah dibahas
8. Guru membagikan tugas untuk dikerjakan siswa.
8. Guru membagikan tugas untuk dikerjakan siswa.
VIII.
Alat dan Sumber Belajar
Buku paket, LKS, termometer dan penggaris
Buku paket, LKS, termometer dan penggaris
IX. Penilaian
1. Teknik : Tes dan Penugasan
2. Bentuk tes : Tes tertulis, berbentuk isian singkat dan uraian
Pertanyaan:
a. Suhu udara dipagi hari -10 C. Setelah siang hari, suhu udara menjadi 11 C.
Besar perubahan suhu udara adalah...
b. Diketahui bilangan -3, 0, 7 dan 9. Tulislah bilangan-bilangan tersebut dalam garis bilangan.
c. Hitunglah :
1. 2 + (-5) = .....
2. -3 – (-6) = ....
3. 3 ¼ + 5/8 = ....
1. Teknik : Tes dan Penugasan
2. Bentuk tes : Tes tertulis, berbentuk isian singkat dan uraian
Pertanyaan:
a. Suhu udara dipagi hari -10 C. Setelah siang hari, suhu udara menjadi 11 C.
Besar perubahan suhu udara adalah...
b. Diketahui bilangan -3, 0, 7 dan 9. Tulislah bilangan-bilangan tersebut dalam garis bilangan.
c. Hitunglah :
1. 2 + (-5) = .....
2. -3 – (-6) = ....
3. 3 ¼ + 5/8 = ....
X. Aplikasi Matematika
1. Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan
beberapa soal.
2. Soal dikerjakan secara personal oleh
siswa dirumahnya masing-masing.
3. Saat pertemuan selanjutnya guru
mengevaluasi dan menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan tugas yang telah
dia kerjakan di papan tulis, agar guru tau sejauh mana kepahaman siswa tentang
tugas yang telah diberikan.
4. Guru menjelaskan kembali soal yang
telah dikerjakan siswa, agar siswa tau dimana letak kesalahan dari tugas yang
telah mereka kerjakan.
5. Siswa mencatat jawaban yang benar dari
tugas tersebut.
2.2 Metode Proyek
Metode proyek adalah
semacam metode pemberian tugas. Siswa, individual, atau kelompok mengikat janji
menyelesaikan suatu tugas dalam jangka waktu tertentu, dimana dia memperoleh
suatu nilai ( penghargaan ) yang besarnya disesuaikan dengan beratnya tugas dan
baiknya hasil kerja. Pada metode proyek ini persoalan yang digarap bukan hanya
satu topik atau satu bidang studi saja tetapi kompleks, menyangkut hampir
seluruh bidang studi yang mungkin terlibat dalam permasalahan itu. Jadi materi
yang dibahas seperti materi dalam pengajaran unit, yaitu belajar segala aspek
yang menyangkut
(berkaitan) dengan unit itu.
Misalkan
siswa menyelesaikan tugas “mengatasi masalah pengemis di kota A” dengan metode
proyek. Selain siswa harus menentukan (mengetahui) lamanya proyek itu dapat
diselesaikan, pembagian tugas antara anggota kelompok, informasi (data) yang
diperlukan, dan lain-lain, juga mereka harus membahas masalah itu dari sudut
siosial dan ekonomi. Mengenai matematikanya sendiri yang dipakai atau terlibat
dalam metode proyek itu ada kemungkinan sedikit sekali. Misalnya pada mengatasi
masalah pengemis di kota A, matematika yang dapat dipakai mungkin hanya:
menghitung penghasilan rata-rata seorang pengemis, menghitung penghasilan
rata-rata bukan pengemis di kota A.
Pada metode proyek keterlibatan matematika
pada umumnya tidak banyak. Dan inilah yang merupakan penyebab kesukaran dari
penerapan metode proyek dalam pengajaran matematika.
2.2.1 Kelebihan Metode Proyek
a.
Siswa bergotong royong
menyelesaikan tugasnya secara aktif.
b.
Meskipun hanya sebagian
kecil dari matematika yang dapat terpakai, tetapi telah mempunyai andil dalam
memecahkan persoalan kompleks dalam masyarakat.
c.
Menimbulkan kesadaran
pada diri siswa bahwa persoalan yang ada di dalam masyarakat itu kompleks yang
tidak mungkin dapat diatasi bila kita hanya beriorentasikan kepada satu atau beberapa
bidang studi saja.
2.2.2 Kekurangan Metode Proyek
a.
Pemilihan topik proyek yang tepat
sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber belajar yang
diperlukan, bukanlah pekerjaan yang mudah.
b.
Bahan pelajaran sering menjadi luas
sehingga dapat mengaburkan pokok proyek yang dibahas
c.
Organisasi bahan pelajaran,
perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus
dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.
2.3 Metode Pembelajaran Beregu
Pengajaran
beregu (team teaching) adalah pengajaran yang dibawakan secara bersama
(gotong-royong) oleh dua tiga orang guru atau lebih. Kadang-kadang beberapa
orang adalah guru (tamu) yang diundang khusus.
Pada
cara ini sejumlah guru mengorganisasikan pengajaran suatu topik secara bersama.
Bagaimana sebaiknya topik itu diajarkan. Begitu pula pelaksanaannya. Seorang
guru memberkan pengantar, guru yang seorang lagi menyiapkan materi pengajaran,
seorang lagi menyiapkan alat-alatnya. Sewaktu seorang guru menerangkan sesuatu
mungkin saja ia meminta bantuan guru lain untuk menyumbangkan fikiran tambahan,
atau guru lain memberika urunan pikiran tanpa diminta. Pada saat siswa
menyelesaikan tugas atau sedang belajar pada umumnya guru itu membantu atau
siap membantu siswa yang memperoleh kesukaran belajar. Pada pengajaran beregu guru-guru itu (
kadang-kadang guru tamu) bergotong royong menyajikan materi secara kompak,
begitu pula dalam mengatasi kesukaran siswa, sehingga konsep, pengetahuan, dan
lain-lain yang diperoleh siswa itu lebih tetap, lengkap dan mantap.
2.3.1 Kelebihan Metode Beregu
- Guru dapat lebih memusatkan perhatiannya pada
kegiatan belajar mengajar, khususnya pada cara penyajian bahan pelajaran
agar dimengerti oleh siswa.
- Membina kerjasama yang harmonis di antara para
guru dalam bentuk bertukar pendapat, pengalaman dan kesediaan untuk
membantu semua usaha kegiatan belajar mengajar yang dihadapi sesama guru,
seperti merencanakan pelajaran, cara-cara melakukan evaluasi dan bimbingannya.
- Wawasan akan bertambah bagi pengajar karena banyaknya
sumber informasi yang dihadirkan pada kegiatan ini.
- Bimbingan dan penjelasan-penjelasan yang
diberikan kepada siswa-siswa dalam bentuk kelompok-kelompok kecil le-bih
baik jika dibandingkan dengan situasi pada kelas reguler yang jumlahnya
sekitar 40 siswa.
- Metode ini memungkinkan siswa sebagai individu
memperoleh bimbingan khusus, sehingga kesulitan yang dihadapinya dapat
segera dibahas bersama bersama gurunya.
- Adanya asisten menambah ketelitian dalam
memberikan bimbingan kepada siswa yang memerlukan bimbingan guru.
- Setiap siswa dapat aktif berdasarkan kemampuan
dan keaktifan sendiri tanpa perlu dihambat oleh taraf perkembangan
siswa-siswanya.
- Siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar atau
lamban dalam kemajuan belajarnya segera dapat diketahui karena baik para
guru maupun para asisten selalu mengikuti perkembangan setiap siswanya.
- Siswa mencapai kemajuan dalam perkembangan
belajarnya karena mengerti apa yang dipelajarinya.
2.3.2
Kekurangan Metode Beregu
a.
Tidaklah mudah
mengumpulkan guru-guru yang dapat bekerjasama secara harmonis tanpa merasa
bahwa bidangnya kurang diperhatikan atau bahwa bidangnya lebih penting dari
yang lainnya.
b.
Tidak mudah
untuk mendapatkan pimpinan regu yang berpengalaman, menguasai beberapa bidang
mata pelajaran, berwibawa, cakap berorganisi dan menjalankan manajemen yang
bijaksana.
c. Tidak mudah memeroleh tenaga-tenaga
asisten guru yang secara cepat dapat mengikuti yang diinginkan guru.
d. Dalam sistem sekolah tradisional, tidaklah
mudah untuk menentukan dan menempatkan giliran penggunaan metode ini.
e.
Metode ini
menuntut perlengkapan personil pengajar yang lengkap, alat bantu pelajaran yang
sempurna, ruang-ruangan yang dapat menampung jumlah besar siswa maupun
ruang-ruangan kecil untuk diskusi kelompok dan pengerjaan tugas perorangan.
f.
Pelaksanaan
metode ini dapat menimbulkan perbedaan kemajuan akademis siswa yang sangat
jauh, mengingat bahwa yang memang berbakat, berkemauan, tekun, rajin, dan
cerdas, akan cepat maju dan ditunjang dengan adanya fasilitas belajar yang memadai.
g.
Sistem
pendidikan yang kita miliki sekarang kurang menguntungkan bagi pelaksanaan
metode ini karena pengelompokkan siswa per kelas bukan didasarkan pada taraf
kecerdasan mereka melainkan berdasarkan usia.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tidak ada satupun metode pembelajaran yang sempurna.
Semua metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Adalah merupakan kebijaksanaan kita sebagai guru dalam memilih metode
pembelajaran yang tepat digunakan untuk situasi yang sedang kita hadapi. Metode
pembelajaran pemberian tugas dapat membuat siswa lebih aktif untuk belajar di
rumah, sedangkan metode pengajaran beregu merupakan metode pengajaran yang
sangat efektif untuk pembahasan materi yang memerlukan bantuan dari ilmu lain dan
mengatasi jumlah siswa yang terlalu banyak.
3.1 Saran
Metode-metode pembelajaran yang disajikan dalam
makalah ini sangat baik diterapkan dalam proses pembelajaran. Dalam
penerapannya harap dipertimbangkan juga kondisi di tempat mengajar dan juga
melakukan inovasi-inovasi sehingga pembelajaran menjadi menarik. Semoga makalah
ini dapat memberi inspirasi dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar