Minggu, 22 November 2015

MAKALAH TENTANG “ METODE PEMBERIAN TUGAS, METODE PROYEK DAN METODE PENGAJARAN BEREGU”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Belajar merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang  pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama.
Dalam proses belajar mengajar seorang guru dituntut untuk dapat membuat sebuah materi yang dapat dipahami dengan cepat dan tepat oleh muridnya. Hal ini membuat para pendidik menggunakan berbagai macam cara yang ada agar peserta didik atau siswanya dapat memahami materi yang diajarkan dengan cepat dan tepat. Cara yang dilakukan oleh pendidik atau guru itu antara lain dengan menggunakan alat peraga, selain itu metode dalam mengajarkan materi sangat penting demi tercapainya pemahaman seorang murid terhadap materi yang dipelajari. Oleh sebab itu penulis akan membahas beberapa metode mengajar  yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar. Tetapi sebelumnya kita akan membahas sedikit mengenai apa itu metode mengajar.
Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi pelajaran kepada siswa untuk setiap pelajaran atau bidang studi.

1.2  Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a.       Mengetahui lebih dalam mengetahui metode pemberian tugas, metode proyek, dan metode pembelajaran beregu.
b.      Mampu mengaplikasikan metode pemberian tugas, metode proyek, dan metode pembelajaran beregu kepada siswa mengingat bahwa kita adalah calon pendidik.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metode Pemberian Tugas
            Perkataan “pemberian tugas” tidak asing lagi bagi kita. Minimum arti dari pemberian tugas itu ialah menyuruh menyelesaikan soal-soal di rumah. Dalam pelajaran matematika tugas PR (Pekerjaan Rumah ) itu sering kali.
Apakah sebenarnya “ pemberian tugas “ itu?
Bukankah menyuruh belajar kemudian ditanya, menyuruh diskusi dan melaporkan hasilnya, menyuruh membaca didalam hati lalu ditanya, mengintisarikan suatu pembicaraan dam dan menyuruh menceritakannya dan semacamnya itu juga pemberian tugas?
Memang begitu. Sebenarnya arti pemberian tugas itu luas sekali artinya. Mulai dari yang paling sederhana sekali misalnya menyuruh berfikir dikelas sampai kepada yang paling kompleks misalnya mengerjakan tugas dengan metode proyek. Apakah metode tugas itu resitasi (tugas menghafal, menyimak sesuatu yang akan ditanya kemudian), apakah metode tugas itu membuat makalah ( tugas tulisan), apakah metode tugas itu diskusi yang hasilnya akan ditanyakan, itu semuanya sama yaitu suatu cara yang menggunakan metode tugas.
Jadi khasnya metode tugas ialah adanya tugas dan adanya pertanggungjawaban dari yang diberi tugas. Apakah tugas itu berupa perintah(guru otoriter), hasil kompromi atau keinginan siswa dan apakah hasil kerjanya lisan atau tulisan sama saja namanya adalah metode pemberian tugas.
Dalam pemberian tugas rumah ( soal PR) dikandung maksud agar selain untuk penguatan juga untuk menimbulkan sikap positif terhadap matematika. Karena itu dianjurkan untuk tidak memberikan tugas terlalu berat ( sukar) dan sering sehingga menyebabkan sikap siswa menjadi negatif karena tidak ada waktu untuk bermain,tidur terpaksa terlambat, bangun ahrus pagi-pagi sekali, mencari orang lain yang dapat menolong dan lain-lain. ingat bahwa yang memberikan tugas itu bukan kita saja. Bila tugas (soal) itu terlalu banyak, sama jeleknya. Soal-soal mudah yang banyak akan menjemukan, soal-soal sukar yang banyak akan menjadikan siswa frustasi.
Selain daripada soal-soal biasa yang dijadikan tugas (PR) siswa, dalam matematika guru dapat memilih topik-topik menarik yang dapat mereka pelajari(baca) atau ciptakan. Misalnya : mesir dengan dalil phytagorasnya, menciptakan sistem numerisasi baru membuat percobaan serta alat-alatnya untuk memeriksa apakah anak sudah memahami konsep kekekalan (piaget), membuat statistik tentang rata-rata banyaknya anak setiap keluarganya dan lain-lain. tugas ini dapat tugas kelompok atau individual.
Dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas adalah suatu penyajian bahan pembelajaran dengan cara guru memberikan tugas tertentu agar diselesaikan siswa sebagai salah satu bentuk kegiatan belajarnya, baik secara individu atau kelompok dan adanya laporan sebagai hasil dari tugas tersebut tanpa terikat dengan tempat.

2.1.1 Kelebihan Metode Pemberian Tugas
a.       Memberi kesempatan siswa untuk belajar lebih banyak.
Dengan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, secara otomatis siwa akan belajar lebih banyak hal karena siswa tersebut akan melalui tahapan kegagalan menuju keberhasilan. Selain belajar siswa sekaligus mendapat pengalaman langsung.
b.      Memupuk rasa tanggung jawab.
Tidak mudah melatih tanggung jawab pada anak. Dengan metode pemberian tugas ini secara tidak langsung pelatihan tentang tanggung jawab akan terlampaui sekaligus.
c.       Memperkuat motivasi belajar.
Memang ada banyak motivasi belajar yang dialami oleh anak berdasarkan karakter masing-masing. Anak dengan tipe belajar mandiri akan semakin termotivasi dengan metode pemberian tugas ini. Anak-anak akan senang dan dapat mengerjakan tugas dengan baik karena tidak ada tekanan dalam proses belajarnya.
d.      Menjalin hubungan kerja sama antar sekolah dengan orang tua siswa.
Pemberian tugas sebaiknya sudah dikoordinasikan dengan orang tua siswa agar kerjasama untuk saling membantu/memonitor aktivitas anak bisa berjalan seimbang antara aktivitas anak di sekolah dan aktivitas anak di rumah. Dengan demikian kerja sama antara sekolah dan orang tua semakin baik demi kemajuan anak.
e.       Mengembangkan keberanian untuk berinisiatif.
Pemberian tugas yang dikerjakan siswa yang tidak terbatas pada ruang dan waktu akan dapat memacu ide/inisiatif siswa secara bebas. Siswa tidak lagi merasa takut ataupun sungkan dengan apa yang dilakukan karena tidak berinteraksi langsung dengan orang lain terutama gurunya.

2.1.2 Kekurangan Metode Pemberian Tugas
a.       Memerlukan pengawasan yang ketat baik oleh guru maupun orang tua.
Untuk anak-anak tingkat SD belum memiliki kedewasaan untuk dapat bertanggung jawab terhadap tugasnya sendiri. Oleh sebab itu, perlu adanya kerjasama antara guru dan orang tua siswa dalam pengawasan pelaksanaan tugas.
b.      Sukar menetapkan apakah tugas dikerjakan oleh siswa sendiri atau atas bantuan orang lain.
Kalau tidak ada kerjasama antara guru dan orang tua siswa serta adanya ambisi orang tua tertentu, maka kemurnian hasil kerja siswa tidak dapat dijadikan pedoman seratus persen bahwa itu hasil kerja siswa.
c.       Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman-teman.
Apakah tidak ada kemungkinan antara siswa yang satu dengan yang lain saling kerjasama bahwa siswa tertentu mencontoh pekerjaan siswa lain? Lagi-lagi monitoring dari guru harus banyak menyediakan waktu untuk memeriksa seluruh aktivitas siswa di rumah.
d.      Agak sulit diselesaikan bagi siswa yang tinggal bersama keluarga yang kurang teratur.
e.       Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas.

2.1.3 Langkah-langkah Metode Pemberian Tugas
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Satuan Pendidikan                        : SMP
Kelas/semester                  : VII/1
Mata Pelajaran                  : Matematika
Alokasi Waktu                  : 2 x 35 menit
Jumlah Pertemuan             : 1 kali pertemuan

I.
    Standar Kompetensi : 
Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
II.  Kompetensi Dasar :
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecaha
n
III. Indikator :
1. Memberikan contoh bilangan bulat
2. Menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
3. Melakukan operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat termasuk operasi campura
n
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat memberikan contoh bilangan bulat
2. Siswa dapat menentukan letak bilangan bulat pada garis bilangan
3. Siswa dapat melakukan operasi tambah, kurang, kali dan bagi pada bilangan bulat termasuk operasi campuran
V.  Materi Ajar
1. Jenis-jenis bilangan bulat
2. Garis bilangan
3. Operasi pada bilangan bulat
VI. Metode Pembelajaran
Metode Pemberian Tugas
VII.Langkah-Langkah Kegiatan
PENDAHULUAN
1. Apersepsi
Guru mengaitkan materi yang akan dipelajari siswa dengan pengetahuan awal siswa/materi prasyarat.
2. Motivasi
Guru menyampaikan manfaat bilangan bulat seperti mencatat perubahan suhu udara,
mencatat penurunan berat badan, dll.
KEGIATAN INTI
1. Guru menyajikan pengetahuan prosedural tentang prosedur menggambar bilangan bulat pada garis bilangan
2. Guru mengecek pemahaman siswa
3. Guru menjelaskan himpunan bilangan bulat dan lambangnya dilanjutkan dengan penjelasan tentang lawan dari suatu bilangan bulat.
4. Guru menjelaskan prosedur membandingkan dua bilangan bulat yang diketahui dengan menggambar garis bilangan.
5. Guru membahas soal latihan bersama siswa
6. Guru mengecek pemahaman siswa
7. Guru bersama-sama siswa merangkum materi yang telah dibahas
8. Guru membagikan tugas untuk dikerjakan siswa.
VIII. Alat dan Sumber Belajar
Buku paket, LKS, termometer dan penggaris
IX. Penilaian
1. Teknik : Tes dan Penugasan
2. Bentuk tes : Tes tertulis, berbentuk isian singkat dan uraian


Pertanyaan:
a. Suhu udara dipagi hari -10 C. Setelah siang hari, suhu udara menjadi 11 C.
Besar perubahan suhu udara adalah...
b. Diketahui bilangan -3, 0, 7 dan 9. Tulislah bilangan-bilangan tersebut dalam garis bilangan.
c. Hitunglah :
1. 2 + (-5) = .....
2. -3 – (-6) = ....
3. 3 ¼ + 5/8 = ....
X.  Aplikasi Matematika
      1. Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan beberapa soal.
      2. Soal dikerjakan secara personal oleh siswa dirumahnya masing-masing.
      3. Saat pertemuan selanjutnya guru mengevaluasi dan menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan tugas yang telah dia kerjakan di papan tulis, agar guru tau sejauh mana kepahaman siswa tentang tugas yang telah diberikan.
      4. Guru menjelaskan kembali soal yang telah dikerjakan siswa, agar siswa tau dimana letak kesalahan dari tugas yang telah mereka kerjakan.
      5. Siswa mencatat jawaban yang benar dari tugas tersebut.

2.2 Metode Proyek
Metode proyek adalah semacam metode pemberian tugas. Siswa, individual, atau kelompok mengikat janji menyelesaikan suatu tugas dalam jangka waktu tertentu, dimana dia memperoleh suatu nilai ( penghargaan ) yang besarnya disesuaikan dengan beratnya tugas dan baiknya hasil kerja. Pada metode proyek ini persoalan yang digarap bukan hanya satu topik atau satu bidang studi saja tetapi kompleks, menyangkut hampir seluruh bidang studi yang mungkin terlibat dalam permasalahan itu. Jadi materi yang dibahas seperti materi dalam pengajaran unit, yaitu belajar segala aspek yang menyangkut (berkaitan) dengan unit itu.
Misalkan siswa menyelesaikan tugas “mengatasi masalah pengemis di kota A” dengan metode proyek. Selain siswa harus menentukan (mengetahui) lamanya proyek itu dapat diselesaikan, pembagian tugas antara anggota kelompok, informasi (data) yang diperlukan, dan lain-lain, juga mereka harus membahas masalah itu dari sudut siosial dan ekonomi. Mengenai matematikanya sendiri yang dipakai atau terlibat dalam metode proyek itu ada kemungkinan sedikit sekali. Misalnya pada mengatasi masalah pengemis di kota A, matematika yang dapat dipakai mungkin hanya: menghitung penghasilan rata-rata seorang pengemis, menghitung penghasilan rata-rata bukan pengemis di kota A.
 Pada metode proyek keterlibatan matematika pada umumnya tidak banyak. Dan inilah yang merupakan penyebab kesukaran dari penerapan metode proyek dalam pengajaran matematika.

2.2.1 Kelebihan Metode Proyek
a.       Siswa bergotong royong menyelesaikan tugasnya secara aktif.
b.      Meskipun hanya sebagian kecil dari matematika yang dapat terpakai, tetapi telah mempunyai andil dalam memecahkan persoalan kompleks dalam masyarakat.
c.       Menimbulkan kesadaran pada diri siswa bahwa persoalan yang ada di dalam masyarakat itu kompleks yang tidak mungkin dapat diatasi bila kita hanya beriorentasikan kepada satu atau beberapa bidang studi saja.
2.2.2 Kekurangan Metode Proyek
a.       Pemilihan topik proyek yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber belajar yang diperlukan, bukanlah pekerjaan yang mudah.
b.      Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok proyek yang dibahas
c.       Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.
2.3 Metode Pembelajaran Beregu
            Pengajaran beregu (team teaching) adalah pengajaran yang dibawakan secara bersama (gotong-royong) oleh dua tiga orang guru atau lebih. Kadang-kadang beberapa orang adalah guru (tamu) yang diundang khusus.
Pada cara ini sejumlah guru mengorganisasikan pengajaran suatu topik secara bersama. Bagaimana sebaiknya topik itu diajarkan. Begitu pula pelaksanaannya. Seorang guru memberkan pengantar, guru yang seorang lagi menyiapkan materi pengajaran, seorang lagi menyiapkan alat-alatnya. Sewaktu seorang guru menerangkan sesuatu mungkin saja ia meminta bantuan guru lain untuk menyumbangkan fikiran tambahan, atau guru lain memberika urunan pikiran tanpa diminta. Pada saat siswa menyelesaikan tugas atau sedang belajar pada umumnya guru itu membantu atau siap membantu siswa yang memperoleh kesukaran belajar. Pada pengajaran beregu guru-guru itu ( kadang-kadang guru tamu) bergotong royong menyajikan materi secara kompak, begitu pula dalam mengatasi kesukaran siswa, sehingga konsep, pengetahuan, dan lain-lain yang diperoleh siswa itu lebih tetap, lengkap dan mantap.

2.3.1 Kelebihan Metode Beregu
  1. Guru dapat lebih memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar mengajar, khususnya pada cara penyajian bahan pelajaran agar dimengerti oleh siswa.
  2. Membina kerjasama yang harmonis di antara para guru dalam bentuk bertukar pendapat, pengalaman dan kesediaan untuk membantu semua usaha kegiatan belajar mengajar yang dihadapi sesama guru, seperti merencanakan pelajaran, cara-cara melakukan evaluasi dan bimbingannya.
  3. Wawasan akan bertambah bagi pengajar karena banyaknya sumber informasi yang dihadirkan pada kegiatan ini.
  4. Bimbingan dan penjelasan-penjelasan yang diberikan kepada siswa-siswa dalam bentuk kelompok-kelompok kecil le-bih baik jika dibandingkan dengan situasi pada kelas reguler yang jumlahnya sekitar 40 siswa.
  5. Metode ini memungkinkan siswa sebagai individu memperoleh bimbingan khusus, sehingga kesulitan yang dihadapinya dapat segera dibahas bersama bersama gurunya.
  6. Adanya asisten menambah ketelitian dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang memerlukan bimbingan guru.
  7. Setiap siswa dapat aktif berdasarkan kemampuan dan keaktifan sendiri tanpa perlu dihambat oleh taraf perkembangan siswa-siswanya.
  8. Siswa-siswa yang mengalami kesulitan belajar atau lamban dalam kemajuan belajarnya segera dapat diketahui karena baik para guru maupun para asisten selalu mengikuti perkembangan setiap siswanya.
  9. Siswa mencapai kemajuan dalam perkembangan belajarnya karena mengerti apa yang dipelajarinya.
2.3.2        Kekurangan Metode Beregu
a.       Tidaklah mudah mengumpulkan guru-guru yang dapat bekerjasama secara harmonis tanpa merasa bahwa bidangnya kurang diperhatikan atau bahwa bidangnya lebih penting dari yang lainnya.
b.      Tidak mudah untuk mendapatkan pimpinan regu yang berpengalaman, menguasai beberapa bidang mata pelajaran, berwibawa, cakap berorganisi dan menjalankan manajemen yang bijaksana.
c.       Tidak mudah memeroleh tenaga-tenaga asisten guru yang secara cepat dapat mengikuti yang diinginkan guru.
d.      Dalam sistem sekolah tradisional, tidaklah mudah untuk menentukan dan menempatkan giliran penggunaan metode ini.
e.       Metode ini menuntut perlengkapan personil pengajar yang lengkap, alat bantu pelajaran yang sempurna, ruang-ruangan yang dapat menampung jumlah besar siswa maupun ruang-ruangan kecil untuk diskusi kelompok dan pengerjaan tugas perorangan.
f.       Pelaksanaan metode ini dapat menimbulkan perbedaan kemajuan akademis siswa yang sangat jauh, mengingat bahwa yang memang berbakat, berkemauan, tekun, rajin, dan cerdas, akan cepat maju dan ditunjang dengan adanya fasilitas belajar yang memadai.
g.      Sistem pendidikan yang kita miliki sekarang kurang menguntungkan bagi pelaksanaan metode ini karena pengelompokkan siswa per kelas bukan didasarkan pada taraf kecerdasan mereka melainkan berdasarkan usia.


















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Tidak ada satupun metode pembelajaran yang sempurna. Semua metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Adalah merupakan kebijaksanaan kita sebagai guru dalam memilih metode pembelajaran yang tepat digunakan untuk situasi yang sedang kita hadapi. Metode pembelajaran pemberian tugas dapat membuat siswa lebih aktif untuk belajar di rumah, sedangkan metode pengajaran beregu merupakan metode pengajaran yang sangat efektif untuk pembahasan materi yang memerlukan bantuan dari ilmu lain dan mengatasi jumlah siswa yang terlalu banyak.

3.1 Saran
            Metode-metode pembelajaran yang disajikan dalam makalah ini sangat baik diterapkan dalam proses pembelajaran. Dalam penerapannya harap dipertimbangkan juga kondisi di tempat mengajar dan juga melakukan inovasi-inovasi sehingga pembelajaran menjadi menarik. Semoga makalah ini dapat memberi inspirasi dalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih baik.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar